JUDUL PERCOBAAN : SUSUNAN HAMBATAN LISTRIK
TANGGAL PERCOBAAN : 24 MARET 2012
TUJUAN
PERCOBAAN :1.
Mempelajari mengapa pemasangan lampu listrik PLN merupakan susunan hambatan
secara paralel dan bukan susunan hambatan secara seri.
2. Mempelajari hukum Kirchoff I
3.
Membuktikan rumus hambatan total untuk susunan hambatan seri dan susunan
hambatan paralel.
I. ALAT DAN
BAHAN
1.1 Papan
rangkaian 1 buah
1.2 Bola
lampu senter 4 buah
1.3 Baterai
senter 3 buah
1.4 Multimeter
digital 1 buah
1.5 Kabel
penghubung 6 buah
1.6 Jembatan
penghubung 4 buah
II. LANDASAN TEORI
“Hukum Kirchoff
digunakan untuk menganalisis suatu rangkaian yang kompleks. Hukum Kirchoff
pertama disebut hukum titik cabang dan hukum kirchoff dua disebut hukumi loop.
Hukum Kirchoof pertama berbunyi: “Jumlah aljabar arus yang masuk ke dalam suatu
titik cabang suatu rangkaian adalah nol”. Jika hukum ini diterapkan pada titik
cabang”. (FISIKA DASAR II, Yusrizal, 94: 2008).
“Ada dua hukum yang
berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap (tanak). Kedua hukum ini
dinamakan hukum Kirchoff, yaitu: 1. Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah
aljabar dari beda potensialnya harus sama dengan nol; 2. Pada setiap titik percabangan jumlah
arus yang masuk melalui titik sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
tersebut”. (FISIKA untuk sains dan teknik, Paul A. Tipler, 174: 2001).
“Cara sederhana
menghubungkan resistor adalah paralel, sehingga arus dari sumber terbagi
menjadi cabang-cabang yang terpisah pengkabelan pada rumah-rumah dan
gedung-gedung diatur sehingga semua peralatan listrik tersusun paralel. Dengan
pengkabelan paralel, jika anda memutuskan hubungan dengan satu alat, arus ke
yang lainnya tidak terganggung. Tetapi pada rangkaian seri, jika satu alat
dilepaskan, arus ke yang lainnya terhenti. Ketika resistor-resistor terhubung
paralel, masing-masing mengalami tegangan yang sama. Selain itu juga memberikan
jalur tambahan bagi arus. Dengan demikian hambatan total akan lebih kecil”.
(FISIKA, Giancoli, 96-97 : 2001).
“Hambatan ekuivalen dari
sebarang banyaknya ekuivalen seri sama dengan jumlah hambatan-hambatan.
Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada setiap hambatan individu. Rek =
R1 + R2 + R3 + ..... (resistor seri). Untuk
banyaknya sebarang resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama dengan
jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya. Hambatan
ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan individu”. (Fisika
Universitas, Young & Freedman, 258 – 259 : 2003).
“Rangkaian listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal
dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal
inilah yang menyebabkan susunan satu sama lain tersusun dalam rangkaian listrik
menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung diperlukan lebih
banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu
di bandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen
dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana
mestinya”. (www.mediabali.net/listrik-dinamis/rangkaian-listrik-paralel.html).
III.
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
3.1 Dirangkaikan
alat-alat seperti pada gambar 2.1 pada papan rangkaian.
Gambar 2.1 (a)
merupakan Gambar
2.1 (b) merupakan
Susunan hambatan
seri susunan
hambatan paralel
3.2 Diamati
dan dicatat lampu-lampu dalam susunan hambatan apakah yang menyalakan paling
terang.
3.3 Diukur
masing-masing kuat arus listrik (I) dan beda potensial (V) yang melalui setiap
lampu, kemudian dicatat hasilnya ke dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2.
3.4 Dirangkaikan
alat-alat seperti gambar 2.2 pada papan rangkaian
Gambar 2.2
Susunan hambatan campuran
3.5 Diamati
dan dicatat lampu-lampu manakah yang menyala paling terang.
3.6 Diukur
masing-masing kuat listrik (I) dan beda potensial (V) yang melalui setiap
lampu, kemudian di catat hasilnya ke dalam tabel 2.3.
IV. DATA
PENGAMATAN
TABEL 4.1 (SUSUNAN HAMBATAN SERI)
No
|
Lampu
Ke
|
V
(volt)
|
I
(A)
|
v
x i
(watt)
|
Keadaan
terang
|
1.
|
I
|
1,3
|
0,22
|
0,286
|
terang
|
2.
|
II
|
1,1
|
0,21
|
0,231
|
terang
|
3.
|
I
dan II
|
2,7
|
0,22
|
0,594
|
terang
|
TABEL 4.2 (SUSUNAN HAMBATAN PARALEL)
No
|
Lampu
Ke
|
V
(volt)
|
I
(A)
|
v
x i
(watt)
|
Keadaan
lampu
|
1.
|
III
|
1,3
|
0,44
|
0,572
|
terang
|
2.
|
IV
|
1,2
|
0,22
|
0,264
|
terang
|
3.
|
III
dan IV
|
1,2
|
0,44
|
0,528
|
terang
|
TABEL 4.3 (SUSUNAN HAMBATAN CAMPURAN)
No
|
Lampu
Ke
|
V
(volt)
|
I
(A)
|
v
x i
(watt)
|
Keadaan
terang
|
1.
|
I
|
0,11
|
0,25
|
0,028
|
mati
|
2.
|
II
|
0,10
|
0,08
|
0,008
|
mati
|
3.
|
III
|
1,95
|
0,24
|
0,468
|
hidup
|
4.
|
I
+ II
|
0,10
|
0,08
|
0,625
|
mati,
mati
|
5.
|
I
+ II + III
|
2,5
|
0,25
|
0,625
|
mati,
mati hidup
|
Keterangan:
V : tegangan/beda potensial (volt)
I : kuat arus (A)
v x i : daya (watt)
V. PENGOLAHAN
DATA
Tabel 4.1
1. Dik
: v = 1,3 volt 2.
Dik : v = 1,1 volt
i =
0,22 A i =
0,21 A
Dit : v x i = ........ ? Dit : v x i = .........?
Jawab : v x i = 1,3 volt x 0,22 A Jawab : v x i = 1,1 watt x 0,21 volt
=
0,286 watt = 0,231 watt
3. Dik
: v = 2,7 volt
i = 0,22 A
Dit : v x i = ..........?
Jawab : v x i = 2,7 volt x 0,22 A
= 0,594 watt
Tabel 4.2
1. Dik
: v = 1,3 volt 2.
Dik : v = 1,2 volt
i =
0,44 A i =
0,22 A
Dit : v x i = ........ ? Dit : v x i = .........?
Jawab : v x i = 1,3 volt x 0,44 A Jawab : v x i = 1,2 watt x 0,22 volt
=
0,572 watt = 0,264 watt
3. Dik : v = 1,2 volt
i = 0,44 A
Dit : v x i = ..........?
Jawab : v x i = 1,2 volt x 0,44 A
= 0,528 watt
Tabel 4.3
2. Dik
: v = 0,11 volt 2.
Dik : v = 0,10 volt
i =
0,25 A i =
0,08 A
Dit : v x i = ........ ? Dit : v x i = .........?
Jawab : v x i = 0,11 volt x 0,25 A
Jawab : v x i = 0,10 watt x 0,08 volt
=
0,028 watt = 0,008 watt
3. Dik : v = 0,95 volt 4. Dik : v = 0,10 volt
i = 0,24 A i = 0,08 A
Dit : v x i = ..........? Dit : v x i = .........?
Jawab : v x i = 0,95 volt x 0,24 A
Jawab : v x i = 0,10 volt x 0,08 A
= 0,468 watt = 0,008 watt
5.
Dik : v = 2,5 volt
i = 0,25 A
Dit : v x i = ...... ?
Jawab : v x i = 2,5 volt x 0,25 A
= 0,625 watt
VI. TUGAS DAN
PERTANYAAN
1. Berdasarkan
data tabel 2.1 dan 2.2 lampu dalam susunan hambatan apakah yang nyala lebih
terang? Jelaskan mengapa demikian! Lampu-lampu yang nyalanya lebih terang
terdapat dalam susunan hambatan seri, karena pada susunan ini arus yang
mengalir pada tiap-tiap lampu adalah sama, sehingga tidak terjadi pembagian
arus.
2. Tuliskan
rumus beda potensial dan kuat arus listrik yang berlaku untuk susunan hambatan
seri.
Beda potensial :
Kuat arus :
3. Tuliskan
rumus beda potensial dan kuat arus listrik yang berlaku untuk susunan hambatan
paralel.
Beda potensial :
Kuat arus :
4. Tuliskan
rumus hukum Kirchoff untuk titik cabang arus listrik.
5. Buktikan
rumus hambatan total untuk susunan hambatan seri. Pada susunan hambatan seri,
V
= I . R
6. Buktikan
rumus hambatan total untuk susunan hambatan paralel. Pada susunan hambatan
paralel,
V = I . R
7. Jelaskan
mengapa pasangan lampu listrik merupakan susunan hambatan listrik secara
paralel?
Karena, jika
salah satu peralatan listrik (komponen) dicabut atau rusak, maka peralatan
listrik lainnya tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
8. Pada
gambar 2.2 mengapa 3 yang paling terang sedangkan lampu 1 dan 2 arusnya sudah
terbagi dan menyatu lagi pada lampu 3 sehingga lampu 3 menyala paling terang.
9. Tulislah
rumus beda potensial dan kuat arus listrik pada rangkaian dalam gambar 2.2 !
Pada I1
dan I3 adalah sama (seri)
I1 = I3
I1 ≠ I2
I2 = I3
Pada V1
dan V3 adalah sama (paralel)
V1 ≠ V3
V1 = V2
V2 ≠ V3
VII. PEMBAHASAN
Rangkaian seri
adalah susunan hambatan listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara
berderet sehingga arus yang mengalir pada setiap komponen adalah sama.
Rangkaian paralel adalah susunan hambatan listrik dimana komponen-komponen
listrik di susun secara sejajar sehingga tegangan pada setiap komponen adalah
sama. Rangkaian gabungan adalah susunan hambatan listrik antara susunan
hambatan seri dan susunan hambatan paralel.
Dalam praktikum ini
dilakukan percobaan untuk mengamati kuat arus dan beda potensial listrik pada
susunan hambatan seri, susunan hambatan paralel dan susunan hambatan campuran.
Adapun ala yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik
adalah multimeter digital. Pada percobaan mengukur kuat arus dan beda potensial
listrik pada susunan seri, di dapatkan bahwa arus yang mengalir pada lampu I,
II dan I dan II adalah 0,22; 0,21; 0,22. Seharusnya kuat arus yang mengalir
pada susunan hambatan seri adalah sama. Namun, pada percobaan ini, kami
mendapatkannya berbeda. Hal ini disebabkan oleh kurang akuratnya lampu dan
papan rangkaian (komponen dalam). Selain itu juga karena ketidaktelitian
praktikan dalam melihat nilai arus yang tertera pada multimeter ataupun karena
disebabkan oleh kerusakan pada multimeter tersebut. Adapun beda potensial
listrik pada lampu I, II dan I dan II adalah 1,3 volt, 1,1 volt dan 2,7 volt.
Pada susunan hambatan seri, beda potensial I dan II (2,7 volt) merupakan jumlah
dari beda potensial lampu I (1,3 volt) dan lampu II (1,1 volt). Seharusnya
jumlah beda potensial yang di dapat oleh lampu I dan II adalah 2,4 volt. Hal
ini disebabkan oleh komponen pada papan rangkaian yang sudah rusak serta
ketidaktelitian praktikan dalam melihat angka yang tertera pada multimeter.
Selanjutnya diperhatikan keadaan lampu. Adapun keadaan lampu I lebih terang
daripada lampu II, karena semakin dekat bola lampu dengan kutub positif
rangkaian, maka semakin terang lampu tersebut. Namun pada umumnya keadaan lampu
I, lampu II dan lampu I dan II adalah semua terang.
Pada percobaan
selanjutnya, yaitu mengukur kuat arus dan beda potensial pada susunan hambatan
paralel. Pada susunan hambatan paralel, tegangan yang melalui tiap lampu adalah
sama. Namun pada percobaan ini kami
mendapatinya berbeda, yaitu 1,3 v; 1,2 v; dan 1,2 v. Namun sama halnya dengan
susunan hambatan seri, hal ini disebabkan oleh ketidaktelitian dalam percobaan.
Adapun besar kuat arus yang diperoleh pada lampu III, lampu IV dan lampu III
dan IV adalah 0,44 A, 0,22 A dan 0,44 A. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum
Kirchoff I yaitu jumlah kuat arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar.
Adapun keadaan lampu III, lampu IV dan lampu III dan IV adalah semua terang.
Selain dekat dengan kutub positif rangkaian, gelap terangnya sebuah lampu juga
dipengaruhi oleh daya yang merupakan hasil perkalian dari beda potensial dengan
kuat arus listrik. Semakin besar daya yang dihasilkan, maka semakin terang
lampu yang diperoleh.
Selanjutnya mengukur
kuat arus dan beda potensial pada susunan hambatan campuran. Kuat arus yang di
dapat pada lampu I, lampu II, lampu III, lampu I + II, dan lampu I + II + III
adalah 0,25 A; 0,08 A; 0,24 A; 0,008 A; dan 0,25 A. Berdasarkan nilai tersebut,
lampu I, lampu III dan lampu I + II + III merupakan susunan hambatan seri dan
lampu II dan lampu I + II merupakan susunan hambatan paralel. Adapun nilai beda
potensial yang diperoleh pada masing-masing lampu adalah 0,11 V; 0,10 V; 1,95
V; 0,10 V; dan 2,5 V. Selanjutnya keadaan lampu pada lampu-lampu tersebut
adalah mati; mati; hidup; mati-mati; dan mati-mati-hidup. Mati-hidupnya
lampu-lampu tersebut dipengaruhi oleh nilai daya (v x i).
I. KESIMPULAN
Dari
hasil yang telah dipraktikumkan, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Rangkaian seri
merupakan susunan hambatan listrik disusun secara berderet dan mempunyai kuat
arus yang mengalir pada setiap komponennya adalah sama.
2.
Rangkaian paralel
merupakan susunan hambatan listrik yang disusun secara sejajar dan mempunyai
beda potensial yang terdapat di dalamnya adalah sama.
3.
Rangkaian gabungan
merupakan susunan hambatan listrik secara berderet (seri) dan sejajar
(paralel).
4.
Hukum Kirchoff I
berbunyi:
“Jumlah
arus yang masuk melalui suatu titik percabangan sama dengan arus yang keluar
dari titik tersebut”.
5.
Yang mempengaruhi
gelap-terangnya suatu lampu adalah daya dan letak lampu tersebut dapat dengan
kutup positif rangkaian.
6.
a. Susunan
hambatan seri b.
Susunan hambatan paralel
7.
Pemasangan listrik PLN
menggunakan rangkaian hambatan paralel.
8.
Rangkaian hambatan seri
berfungsi membagi tegangan, sedangkan rangkaian hambatan paralel berfungsi
membagi arus.
X. SARAN
1.
Dimohon agar jangan
digantung lagi kelompoknya, karena kalau terlalu rame praktikan dalam suatu
meja, praktikumnya tidak efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar