Penjelasan ilmiah populer sederhana teori relativitas adalah
sebagai berikut:
Alam fisik, jagad raya atau semesta (universe) dan seluruh
isinya memiliki besaran dan ukuran matematik dan fisik, dimana relasi dan
interaksi antara segala sesuatu terkandung didalamnya bisa dinyatakan secara
matematik dan fisik, dalam bentuk khusus|spesifik atau pun umum|generik.
Demikian juga teori relativitas terbagi dua atas: teori relativitas
khusus (special theory of relativity) (1905–1907) untuk rangkum terbatas dan
teori relativitas umum (general theory of relativity) (1916–1918) untuk rangkum
universal.
Dimensi ruang: panjang, luas, dan isi dan dimensi waktu
adalah besaran-besaran fisik yang relativ|nisbi, bisa memelar dan mengerut
seperti karet, tergantung pada kerangka–acuan mana (reference–frame) mana ia
diukur, dan perubahannya dalam teori relativitas dapat diukur menggunakan
formula matematis dilasi ruang dan dilasi waktu: Fizgerard–Lorentz space–time
dilation | dilatation.
Waktu yang dialami seseorang yang tinggal di Bumi dan yang
bergerak dengan kecepatan tinggi mendekati kecepatan cahaya di angkasa adalah
berbeda, dimana seribu tahun di Bumi bisa setara sehari di angkasa. Sedemikian
sehingga seandainya kita hari ini berangkat ke angkasa dengan pesawat antariksa
secepat kilat, ketika kemudian besok kita kembali, ternyata manusia di Bumi
telah mengalami perubahan generasi beberapa millenium.
Penggabungan tiga koordinat dimensi ruang (panjang, lebar,
tinggi | dalam) dan satu koordinat dimensi waktu, membentuk satu kesinambungan
ruang–waktu empat-dimensi (four-dimensional space–time continuum), dimana bisa
dilakukan transformasi koordinat secara matematik dan fisik (space–time
coordinates transformation), yang memungkinkan kita berpindah dari satu
ruang–waktu ke ruang–waktu lain secara utuh.
Jika kita bisa bergerak kekiri–kekanan, atau naik–turun,
atau maju–mundur dalam satu dimensi ruang, ada kemungkinan kita juga bisa
maju-mundur dalam satu dimensi waktu. Secara teoritis ideal kita bisa pergi ke
masa telah lampau atau ke masa akan datang (negative–positive motion in time).
Konsep bergerak maju–mundur dalam waktu ini mengilhami
kemungkinan dibuatnya mesin-waktu (time-machine) untuk melakukan petualangan
antar-waktu, dan H.G. Wells dengan kisah fiksi "The Time Machine".
Problemnya, secara alami, kita manusia adalah pejalan-ruang
(space-traveler) yang bisa bebas bergerak dalam ruang, tapi hanya bisa maju
dalam waktu; bukan pejalan-waktu (time-traveler) yang bisa bebas bergerak dalam
waktu, sementara maju dalam ruang.
Namun ada satu peluang, bahwa kita hidup dalam semesta yang
mungkin memiliki karakteristik dimensi seperti Bumi, yaitu terhingga tapi
tak-terbatas (finite but unbounded), dimana kita bisa pergi hanya sebatas
bulatan (globe) tapi bisa pergi kemana saja pada permukaannya tanpa halangan
fisik karena bentuknya yang bundar (globular, spherical).
Di alam nyata, kita tak pernah berada pada 'tempat dan waktu
sama', karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat kesinambungan
ruang-waktu, karena jagataraya kita memuai (expansion of the universe).
Pemuaian semesta ini secara fisik dapat dideteksi dari
rekaman pergeseran merah (red shift) efek Dopler dari spektrum cahaya
benda-benda angkasa seperti galaksi | gugus-bintang, bintang, dan lainnya.
Namun, tiap ruang-waktu yang telah kita lalui, akan tetap
menyimpan rekaman kejadian, data dan informasi, kronologi dan sejarah, tentang
apa saja yang telah terjadi pada ruang dan waktu tertentu. Barangkali ini satu
cara Alláh merekam tentang apa saja yang telah kita kerjakan atau perbuat.
Karena tiap saat kita berpindah dalam koordinat
kesinambungan ruang-waktu, di alam nyata, kita tak pernah berada pada 'tempat
dan waktu sama‘.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar