JUDUL PERCOBAAN : HUKUM
OHM
TANGGAL PERCOBAAN : 17
Maret 2012
TUJUAN
PERCOBAAN : 1.
Mempelajari pengaruh beda potensial
terhadap kuat arus listrik
2. Mempelajari pengaruh hambatan penghantar
terhadap kuat arus listrik
3. Mempelajari pengaruh temperature terhadap
nilai hambatan suatu penghantar
4. Membuktikan hokum ohm
5. Mempelajari pengaruh hambatan terhadap
penurunan beda potensial ( ζ - tegangan jepit v)
I.
ALAT
DAN BAHAN
1.1
Catu daya 1 buah
1.2
Bola lampu 2 volt 1 buah
1.3
Hambatan 3
buah
1.4
Multimeter analog 1 buah
1.5
Multimeter digital 2 buah
1.6
Kabel penghubung 10 buah
1.7
Papan rangkaian 1 buah
II.
LANDASAN TEORI
“ Resistor tersambung seri suatu
arus I akan mengalir melalui semua bagian dari rangkaian akibat dari beda
potensial yangdi berikan oleh baterai Vt. Sehingga dalam suatu rangkaian seri
nilai arusnya sama diseluruh rangkaian. Ketika arus mengalir melalui setiap
resistor dalam rangkaian R1, R2, R 3 akan ada tegangan drop sepanjang
resistor yang nilainya ditentukan oleh I dan R. Karena dari hukum Ohm V=IR,
maka jumlah dari setiap tegangan drop V1, V2, V3 akan sama dengan tegangan total Vt. Sedangkan
resistor tersambung secara paralel, tegangan yang sama berlaku disepanjang
cabang rangkaian. Total arus
akan terbagi ketika mencapai hubungan/sambungan resistor. Sebagiannya akan
mengalir di setiap resistor. Jumlah masing-masing arus I1, I2,
I3 akan sama dengan arus
total Itot ”. (Instalasi Listrik Dasar, Trevor Linsley : 118, 2004)
“
Hukum Ohm menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial AV antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan
ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik. JADI, hukum ohm
bisa dinyatakan sebagai ”.
(Dasar-dasar Fisika
Universitas, Marcelo Alonso : 77, 1994)
“ Secara teknis, setiap material (kecuali superkonduktor)
memberikan resistansi terhadap aliran arus. Nilai resistansi ditentukan oleh
dua factor yaitu resistivitas inheren material dan geometri Deveis. Resistivitas
di representasikan oleh symbol ρ, merupakan ukuran mudah tidaknya electron
bergerak di dalam suatu material tertentu. Setiap material memiliki
resistivitas inheren yang berbeda, tergantung pada temperaturnya. Resistansi
dari suatu objek tertentu diperoleh dengan mengalikan resistivitasnya dengan
panjang L dari resistor. Secara sistematis ditulis R= ρ ”. (Rangkaian listrik, William H. Hayt : 24,
2005)
“ Gaya gerak listrik (GGL) adalah tegangan yang diukur
pada terminal sumber tanpa adanya beban terpasang. Jadi, tidak ada arus yang
mengalir. Sedangkan tegangan jepit adalah tegangan yang diukur pada terminal
sumber saat beban terpasang, dan tahanan dalam sumber arus dihitung. Karena
setelah mengalir akan terjadi drop voltage pada sumber”. (Answer.yahoo.com)
“ Berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya
bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat
terhadap aliran electron. Makin tinggi hambatan ini, makin tinggi pula hambatan
ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V, Kemudian mendefinisikan hambatan
sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan. Dimana R adalah hambatan
kawat, V adalah beda potensial yang melintasi kawat tersebut dan I adalah arus
yang mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan dan dikenal dengan hokum
ohm”.(FISIKA, Giancoli: 67-68, 1998)
III.
LANGKAH-LANGKAH
KERJA
3.1. Disiapkan
alat dan bahan
3.2. Dipasang
bola lampu, kabel penghubung, kabel penyidik pada papan rangkaian
3.3. Kabel
penyidik langsung dipasang ke sumber tegangan
3.4. Dengan
menggunakan ohmmeter, diukur nilai hambatan filamen lampu pijar dan
hambatan-hambatan yang digunakan
3.5. Pastikan
catu daya dalam keadaan off, lalu dihubungkan bola lampu ijar ke catu daya,
lalu dipasang amperemeter dan voltmeter seperti gambar.
5.6 Dihidupkan catu daya dan tombol pengatur tegangan diputar pada
posisi 3V kemudian dibaca besar kuat arus listrik yang ditunjukkan oleh
amperemeter (A) dan beda potensial yang ditunjukkan oleh voltmeter (V). Dicatat
hasil pengukuran pada tabel.
5.7 Dianjurkan untuk setiap penghantar, bola lampu pijar disentuh
dengan ujung jari untuk merasakan apakah ada kenaikan suhu.
5.8 Ulangi percobaan dengan tombol pengatur tegangan catu daya pada
posisi 6V dan kemudian 9V. Lalu dicatat hasil pengukuran pada table.
5.9 Ditukar bola lampu pijar berturut-turut dengan hambatan 47 Ω, 100
Ω, 470 Ω, Lalu ulangi percobaan 4-5. Catat hasil pengukuran pada table.
IV. DATA PENGAMATAN
4.1 Tabel (Bola lampu
pijar)
Posisi saklar
|
x
(volt)
|
V (volt)
|
I (A)
|
V/I (W)
|
Vxi (watt)
|
Keadaan terang/temperatur
|
catu daya
|
||||||
3
|
2,98
|
2,4
|
0,72
|
3,33
|
1,73
|
Kurang terang/ Hangat
|
6
|
5,64
|
4,6
|
1,24
|
3,71
|
5,704
|
Terang/ Panas
|
9
|
8,14
|
7
|
1,41
|
4,96
|
9,87
|
Sangat terang/sangat
panas
|
4.2 Tabel (Hambatan)
Posisi saklar
|
R (W)
|
x
(volt)
|
V (volt)
|
I (A)
|
V/I (W)
|
Rxi (volt)
|
(x - v)
|
catu daya
|
|||||||
3
|
47
|
3,25
|
3,2
|
0,04
|
80
|
1,88
|
0,05
|
6
|
47
|
6,08
|
6
|
0,09
|
66,67
|
4,23
|
0,08
|
9
|
47
|
8,69
|
8,6
|
0,14
|
61,43
|
6,58
|
0,09
|
9
|
47
|
8,76
|
8,8
|
0,06
|
146,67
|
6
|
-0.04
|
9
|
47
|
8,81
|
8,9
|
0,01
|
900
|
4,7
|
-0.19
|
Keterangan :
R = Hambatan (Ohm) V
V = Tegangan (Volt)
x = Gaya Gerak Listrik (Volt)
I = Kuat arus ( Ampere)
V.
TUGAS
DAN PERTANYAAN
1.
Berdasarkan
tabel 1.1., bagaimanakah pengaruh penambahan beda potensial v terhadap
perubahan kuat arus listrik?
Ø
Hubungan
beda potensial dengan kuat arus adalah berbanding lurus. Jika beda potensial
semakin besar, maka semakin besar pula kuat arus listrik.
2.
Bagaimanakah
pengaruh penambahan beda potensial v terhadap , sedangkan bola yang
digunakan tetap, jelaskan !
Ø
Semakin
besar penambahan beda potensial v maka semakin besar pula karena hubungan beda
potensial dengan adalah berbanding lurus.
3.
Bagaimanakah
pengaruh penambahan beda potensial v terhadap (v x i) ?
Ø
Semakin
besar penambahan beda potensial v maka semakin besar pula (v x i). hal ini
dapat dibuktikan dengan semakin terangnya lampu apabila tegangan ditambah /
diperbesar.
4.
Faktor
apa yang mempengaruhi tingkat terang lampu pijar ?
Ø
Tegangannya
5.
Bagaimanakah
pengaruh penambahan hambatan R terhadap kuat arus listrik ?
Ø
Semakin
besar hambatan R maka semakin kecil arus listrik. R berbanding terbalik dengan
i
6.
Bandingkan
antara nilai dan nilai hambatan R !
Ø
Nilai
dan nilai hambatan R
adalah sama.
7.
Tulislah
rumus hukum Ohm !
Ø
V
= IR, dimana v adalah beda potensial, I adalah kuat arus, dan R hambatan
8.
Bagaimana
pengaruh R terhadap penurunan beda potensial V !
Ø
Semakin
kecil beda potensial V, maka semakin kecil pula hambatannya. Karena , V berbanding lurus dengan R.
9.
Bandingkan
antara V dan iR
Ø
Nilai
V dan iR adalah sama.
VI. PENGOLAHAN DATA
Tabel 4.1 (Bola lampu
pijar)
o
Posisi saklar catu daya
= 3 volt
o
GGL (x) =
2,98 volt
o
Tegangan (V) =
=
= 24 volt
o
Kuat arus (I) = 0,72 Ampere
o
V/I =
= 3,33 W
o
V x I = 24 volt x 0,72 A
= 1,73 Watt
o
Posisi saklar catu daya
= 6 volt
o
GGL (x) =
5,64 volt
o
Tegangan (V) =
=
= 4,6 volt
o
Kuat arus (I) = 1,24 Ampere
o
V/I =
= 3,71 W
o
V x I = 4,6 volt x 1,24 A
= 5,704 Watt
· Posisi
saklar catu daya = 9 volt
· GGL
(x) =
8,14 volt
· Tegangan
(V) =
=
= 7 volt
· Kuat
arus (I) = 1,41 Ampere
· V/I =
= 4,96 W
· V
x I = 7 volt x
1,41 A
= 9,87 Watt
Tabel 4.2 (Hambatan)
· Posisi
saklar catu daya = 3 volt
· Hambatan = 47 W
· GGL
(x) =
3,25 volt
· Tegangan
(V) =
=
= 32 volt
· Kuat
arus (I) = 0,04 Ampere
· V/I =
= 80 W
· R
x I = 47 volt
x 0,04 A
= 1,88 Volt
· (x - v) = 3,25 volt – 3,2
volt
=
0,05 volt
· Posisi
saklar catu daya = 6 volt
· Hambatan = 47 W
· GGL
(x) =
6,08 volt
· Tegangan
(V) =
=
= 6 volt
· Kuat
arus (I) = 0,09 Ampere
· V/I =
= 66,67 W
· R
x I = 47 volt
x 0,09 A
= 4,23 Volt
· (x - v) = 6,08 volt – 6 volt
=
0,08 volt
· Posisi
saklar catu daya = 9 volt
· Hambatan = 47 W
· GGL
(x) =
8,69 volt
· Tegangan
(V) =
=
= 8,6 volt
· Kuat
arus (I) = 0,14 Ampere
· V/I =
= 61,43 W
· R
x I = 47 volt
x 0,14 A
= 6,58 Volt
· (x - v) = 8,69 volt – 8,6
volt
=
0,09 volt
· Posisi
saklar catu daya = 9 volt
· Hambatan = 47 W
· GGL
(x) =
8,76 volt
· Tegangan
(V) =
=
= 8,8 volt
· Kuat
arus (I) = 0,06 Ampere
· V/I =
= 146,67 W
· R
x I = 47 volt
x 0,06 A
= 6 Volt
· (x - v) = 8,76 volt – 8,8
volt
=
-0,04 volt
· Posisi
saklar catu daya = 9 volt
· Hambatan = 47 W
· GGL
(x) =
8,81 volt
· Tegangan
(V) =
=
= 9 volt
· Kuat
arus (I) = 0,01 Ampere
· V/I =
= 900 W
· R
x I = 47 volt
x 0,01 A
= 4,7 Volt
· (x - v) = 8,81 volt – 9 volt
=
-0,19 volt
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
pertama-tama kami menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat dan bahannya adalah
catu daya sebagai sumber tegangan, multimeter analog yang digunakan untuk
mengukur tegangan, mulitmeter digital yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik dan GGL dari sumber. Kami juga menggunakan kabel penghubung untuk
menghubungkan aliran-aliran listrik dalam rangkaian, serta bola lampu pijar
sebagai indikator adanya arus dalam tegangan.
Setelah alat-alat
disiapkan, catu daya dihubungkan dengan kabel penghubung, multimeter pengukur
kuat arus, tegangan dan GGL pada sumber. Juga dihubungkan ke bola lampu melalui
kabel penghubung. Pada percobaan ini, kami menyusun rangkaian secara pararel,
sehingga banyaknya tegangan pada sumber tegangan (catu daya) sama dengan
banyaknya tegangan pada rangkaian. Untuk pengukuran pertama, kami mengatur
posisi skalar catu daya pada 3 volt. Kami dapatkan besarnya GGL pada catu daya
adalah 2,98 volt. Tegangannya 2,4 volt, dan arusnya 0,72 Amphere. Keadaan lampu
redup dan sedikit panas. Kemudian kami naikkan tegangan pada catu daya menjadi
6 volt, setelah diamati ternyata keadaan lampu menjadi lebih terang dan lebih
panas dari sebelumnya. Dengan GGL 5,64 V, tegangannya 4,6 V, dan arusnya 1,24
A.
Selanjutnya kami
menaikkan tegangan pada catu daya lebih tinggi lagi yaitu 9 volt. Setelah
diamati ternyata lampunya menjadi sangat terang dan sangat panas. GGL yang
terbaca di multimeter adalah 8,14 volt, tegangannya 7 volt dan kuat arusnya
1,41 A.
Dari hasil pengukuran
diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa beda potensial mempunyai pengaruh
terhadap kuat arus listrik, yaitu jika beda potensialnya semakin besar maka
kuat arusnya juga menjadi lebih besar. Persamaan terbukti. Kesimpulan lain yang dapat kita
ambil yaitu semakin besar tegangannya maka semakin besar tingkat terang bola
lampu pijarnya.
Selanjutnya
percobaan kami lakukan dengan menggunakan hambatan 47 π, dengan posisi skalar
catu daya di 3 volt, kami dapatkan GGL nya 3,25 volt, tegangannya 3,2 volt dan
kuat arusnya 0,04 Ampere. Lalu kami naikkan skalar catu daya pada 6 volt dengan
hambatan tetap. Didpatkan GGL nya 6,08 V, tegangannya 6 volt, dan kuat arusnya
0,09 Ampere. Kemudian kami mengubah lagi posisi skalar catu daya pada 9 volt
dengan hambatan tetap, multimeter menunjukkan bahwa GGL nya 8,69 volt,
tegangannya 8,6 dan kuat arusnya 0,14 ampere. Dengan posisi catu daya yang
tetap, kami mengubah hambatan menjadi 100 π, dilihat di multimeter ternyata GGL
nya menjadi lebih besar yaitu 8,76 voly, tegangannya 8,8 volt, dan kuat arusnya
0,06 Ampere. Terakhir, kami menambah hambatan menjadi 470 π dengan posisi
skalar catu daya tetap, kami dapatkan GGL nya 8,81 volt, tegangannya 9 volt,
dan kuat arusnya 0,01 Ampere.
Dari beberapa
pengukuran diatas, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah semakin besar
hambatan, maka semakin kecil pula kuat arus listrik. Hal ini menunjukkan bahwa
hambatan dalam sebuah rangkaian adalah untuk menghambat lajunya arus. Persamaan
V = I.R, terbukti.
Hambatan juga
berpengaruh dengan temperatur, dapat dibuktikan dari persamaan Rt = Ro (1 + ). Semakin besar
hambatan, maka semakin besar pula kenaikan suhunya.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pada
rangkaian pararel, beda potensial tiap-tiap percabangannya tetap dan besar
tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.
2.
Semakin
besar hambatan, maka semakin besar suhunya (hanya pada lampu).
3.
Semakin
besar tegangan maka semakin besar pula tingkat terang bola lampu.
4.
Beda
potensial berbanding lurus dengan kuat arus. Semakin besar beda potensial maka
semakin besar pula kuat arusnya.
5.
Besarnya
hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus, semakin besar hambatan maka
semakin kecil kuat arusnya.
6.
Beda
potensial berbanding lurus dengan hambatan.
7.
Bunyi
hukum Ohm, “Kuat arus yang mengalir melalui penghan tar, sebanding dengan beda
potensial antara ujung-ujung penghantar, asal suhu penghantar tetap”.
I.
SARAN
·
Praktikumnya menarik.
·
Kurang efektif karena
praktikan terlalu banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar